Dari kecil, saya senang melihat Oma masak, dandan, dekorasi rumah. Ingatan paling jelas mengenai mengenai masa kecil saya adalah Oma lagi bikin kue camilan sore (biasanya puding panas, atau pisang bakar- ditemani teh panas), lalu Opa baca buku atau sedang menulis di kamar kerjanya. Nonton TV biasanya hanya saat malam hari setelah Maghrib, dan setelah makan malam bersama. Habis nonton, biasanya belajar bersama. Kalau Opa sudah mulai baca koran di meja makan, berarti waktu anak-anak membaca atau mengerjakan PR di meja yang sama.
Anehnya, meski Oma selalu bikin kue dan makanan yang enak-enak, gw nggak pernah kelebihan berat badan waktu itu. Mungkin karena kemana-mana saya jalan kaki (dan gw suka randomly jalan ke deket sungai atau kampung di pinggir kota.. Untung nya aman... ). Dan satu lagi, saya jarang makan berlebihan karena tahu sepotong sudah cukup enak dan kalau nambah, pasti kekenyangan dan tidak mau makan malam (it's totally out of question at home!). Karena makanan di rumah udah enak, jadi saya malas jajan. Kalau nyobain jajanan sesekali sih ada, tapi gw kira jarang yang bikin gw beli lagi.
Makanan dan kue yang dibikin selalu dari bahan di pasar (di kota kecil nggak ada supermarket), dan kita nggak punya kulkas. Jadi, nyimpan makanan nggak mungkin lama-lama. Kalau gw pikir keren banget ya Oma, jaman dulu kalau masak tuh ternyata harus lebih banyak berfikirnya! Awesome.
Sejak SD kelas 3, saya sudah punya tugas pergi ke pasar di pagi hari (saya masuk siang). Memang biasanya nggak diberi tugas beli ikan/daging/ayam, tapi beli buah, sayur, bumbu dan bahan-bahan kering. Kadang kalau tahu Oma mau bikin kue kentang, cake pisang, keripik kentang (I swear the chips taste like Kettlers! with less salt of course), klappertaart, atau ananas tartjes, saya nggak sabar pulang dari sekolah! Dan saya menahan diri jajan di sekolah karena tahu di rumah ada yang lebih enak.
Gw jujur telat untuk urusan home making atau home-economics. Meski telat, gw juga pengen bisa ngatur rumah seperti Oma. I think what I learned when I was a kid was:
1. Eat as needed
2. Home made meals oftenly tastes good
3. Homemaking is enjoyable
4. Everybody needs routine
5. Home is where memories crafted, so better make a good home!
Anehnya, meski Oma selalu bikin kue dan makanan yang enak-enak, gw nggak pernah kelebihan berat badan waktu itu. Mungkin karena kemana-mana saya jalan kaki (dan gw suka randomly jalan ke deket sungai atau kampung di pinggir kota.. Untung nya aman... ). Dan satu lagi, saya jarang makan berlebihan karena tahu sepotong sudah cukup enak dan kalau nambah, pasti kekenyangan dan tidak mau makan malam (it's totally out of question at home!). Karena makanan di rumah udah enak, jadi saya malas jajan. Kalau nyobain jajanan sesekali sih ada, tapi gw kira jarang yang bikin gw beli lagi.
Makanan dan kue yang dibikin selalu dari bahan di pasar (di kota kecil nggak ada supermarket), dan kita nggak punya kulkas. Jadi, nyimpan makanan nggak mungkin lama-lama. Kalau gw pikir keren banget ya Oma, jaman dulu kalau masak tuh ternyata harus lebih banyak berfikirnya! Awesome.
Sejak SD kelas 3, saya sudah punya tugas pergi ke pasar di pagi hari (saya masuk siang). Memang biasanya nggak diberi tugas beli ikan/daging/ayam, tapi beli buah, sayur, bumbu dan bahan-bahan kering. Kadang kalau tahu Oma mau bikin kue kentang, cake pisang, keripik kentang (I swear the chips taste like Kettlers! with less salt of course), klappertaart, atau ananas tartjes, saya nggak sabar pulang dari sekolah! Dan saya menahan diri jajan di sekolah karena tahu di rumah ada yang lebih enak.
Gw jujur telat untuk urusan home making atau home-economics. Meski telat, gw juga pengen bisa ngatur rumah seperti Oma. I think what I learned when I was a kid was:
1. Eat as needed
2. Home made meals oftenly tastes good
3. Homemaking is enjoyable
4. Everybody needs routine
5. Home is where memories crafted, so better make a good home!
0 komentar:
Post a Comment